Menaikkan Traffic dengan Sistem Rekomendasi

Contoh rekomendasi dalam bentuk notifikasi (Sumber gambar: Youtube)

Hal yang mengasyikkan bagi penulis adalah membuat konten online, yang dapat menghasilkan traffic.

Kurang lebih, hampir 8 tahun penulis sedikit demi sedikit membangun konten online yang berupa artikel web, blog, aplikasi, game dan video.

Dengan traffic tersebut, penulis dapat memajang iklan, yang jika ada pengunjung datang dan menikmati konten online penulis itu, lalu melihat atau mengklik iklannya, penulis akan mendapatkan income.

Permasalahannya, sampai tulisan ini ditulis, penulis belum berhasil bagaimana menaikkan traffic konten online penulis hingga menghasilkan income yang layak.

Memang, setidaknya, penulis telah berhasil mendapatkan income, meskipun sedikit.


Padahal dengan usaha yang telah penulis lakukan, traffic konten online penulis telah naik hampir 200%.

Berikut ini adalah share pengalaman penulis, dalam usaha menaikkan traffic konten online penulis.

Perlu diperhatikan, semua konten online ini terkait hanya dengan produk-produk Google. Sehingga seluruh pembahasan dalam artikel ini, hanya terkait Google.

Sistem rekomendasi

Salah satu yang dapat dimanfaatkan pembuat konten online dalam menaikkan traffic adalah sistem rekomendasi.

Youtube misalnya, mereka akan merekomendasikan konten lain ke pengunjung disamping atau dalam bentuk notifikasi, video yang mirip, atau yang bertema sama dengan video yang pernah ditonton sebelumnya.

Begitu juga dengan Play Store, sistemnya juga akan menawarkan aplikasi atau game yang mirip dengan yang pernah dicari atau diinstal oleh pengguna yang bersangkutan sebelumnya.


Oleh karena itu, dengan sistem inilah yang dapat dimanfaatkan oleh penyedia konten, agar kontennya dapat menghasilkan traffic tanpa harus beriklan.

Kualitas

Banyak para pembuat konten, dengan orientasi rekomendasi di atas, membuat konten online yang mirip, serupa atau bahkan plagiat.

Plagiat yang dimaksud disini seperti upload ulang video orang lain yang sudah pernah diupload, baik dengan modifikasi atau 100% sama dengan video asli.

Dan tidak sedikit, dari mereka yang menambahkan judul yang klik bait, yang tidak sesuai isi utama konten itu sendiri.

Sehingga, memang konten online mendapatkan traffic, tetapi traffic yang dihasilkan tidak kontinyu atau dianggap sebagai invalid traffic.

Hal ini, karena meskipun baru, kualitas konten tidak mengalahkan yang asli.

Sebab bagaimana pun juga, kualitas adalah hal utama yang Google gunakan untuk merangking suatu konten online.

Semakin original, lengkap, dan menjawab sesuai yang dicari oleh pengguna mesin pencari Google, maka ranking konten online akan naik, dan berada di page one Google, dan berpotensi mendatangkan traffic.

Dan menurut penulis, konten online yang paling berkualitas adalah konten online yang memang dikuasai atau berdasarkan pengalaman si pembuatnya.

Penulis sering menertawakan konten online lain, yang bukan dibuat oleh yang bukan ahlinya.

Sangat lucu dan omong kosong, jika si penyedia konten online memposting obat herbal kulit, padahal dia sendiri tidak pernah sakit kulit tersebut.

Kuantitas

Selain kualitas agar mempertahankan konten selalu online dan tidak di suspend atau di banned. Diperlukan kuantitas, yang dapat juga dikatakan sebagai umpan, sekaligus survey.

Umpan yang dimaksud disini, adalah umpan yang dapat menarik ikan mendekat.

Semakin bermacam-macam dan banyak umpan yang dipasang, potensi ikan yang tertangkap juga akan semakin besar dan banyak.

Lalu besarnya ikan yang tertangkap ukurannya kecil atau besar, tergantung pada rejeki masing-masing konten online.

Perlu diketahui, konten online tidak dapat ditentukan secara langsung rangking atau kualitasnya.

Adakalanya konten online yang sekarang booming, dua atau tiga bulan kemudian bisa surut dan padam.

Sebaliknya, konten online yang pada tahun sebelumnya sepi pengunjung, pada tahun berikutnya menjadi ramai, meskipun tidak diubah isinya sekalipun.

Sehingga dengan melihat kondisi tersebut, terus-menerus membuat konten yang banyak dan bermacam-macam, tentu dengan kualitas terbaik, selain melatih untuk membuat konten yang spektakuler, tetap berpotensi untuk dapat menghasilkan traffic.

Sedangkan survey yang dimaksud adalah untuk mengetahui konten online yang seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna mesin pencari Google.

Dengan menggunakan bantuan Google Search Console dan Analytics, atau bahkan report dari Adsense, akan dapat diketahui konten online mana yang dapat menghasilkan income.


Konten online penulis sendiri, sebenarnya bermacam-macam.

Namun, penulis coba organisir sesuai kategorinya masing-masing.

Banyak penyedia konten lain yang menyebutkan sebisa mungkin konten online yang sama, diletakkan atau di organisir dalam satu tempat saja.

Misalnya konten pendidikan diletakkan pada konten yang bertema pendidikan, konten bisnis diletakkan pada konten yang bertema bisnis saja, atau konten humor diletakkan pada konten yang berisi humor saja.

Tetapi berdasarkan pengalaman penulis, Peng-kategori-an di atas serasa percuma, penulis sendiri lebih suka untuk menggunakan label, dengan konten online yang bercampur dalam satu wadah, layaknya gado-gado.

Berdasarkan laporan Google Analytics pada blog UBOIZ BLOG, lebih banyak pengunjung blog yang datang dari mesin pencari Google, hanya untuk mengunjungi halaman yang diperlukannya saja. Selanjutnya, mereka drop off, yang lebih dimungkinkan karena mereka lebih suka kembali ke mesin pencari Google daripada menelusuri blog yang telah mereka kunjungi untuk mencari konten yang lain.


Sehingga dengan kondisi di atas, penulis mencoba berkembang dengan membuat konten online yang sama dengan yang paling banyak pengunjungnya, namun tetap beda dan masing-masing dibuat dengan kualitas terbaik.

Algorithma Google

Saat tulisan ini ditulis, hampir tiap bulan, Google melakukan update Algorithmanya. Tidak hanya sekali, namun bisa berkali-kali.

Konsekuensinya, ketika update, pendapatan iklan dapat turun 20%.

Tetapi dari update tersebut, sesuai pengamatan penulis, hal yang paling mempertahankan konten online tetap pada posisi rangkingnya adalah kualitas.

Meskipun banyak pegunjung, bisa jadi setelah update, traffic konten online justru turun karena terbukti traffic dihasilkan dari spam, bukan dari kualitas konten itu sendiri.

Oleh karena itu, dari semua pemaparan di atas, menurut penulis membuat konten online untuk dapat menghasikan traffic tidak harus pada kategori tertentu. 

Buatlah konten online yang terbaik, berkualitas, sesuai pengalaman, bukan berita bohong, tidak melanggar hak cipta, maka lambat laun konten online akan menunjukkan trafficnya sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Google Sedang Membersihkan Konten Penyebab Invalid Traffic

Pentingnya Menambahkan Request Content pada Aplikasi

Metode Martingale untuk Perencanaan Beli Emas

Kegunaan Lain Splashscreen dalam Aplikasi

Sekilas tentang Algorithma Pinguin 2019

Kelayakan Blog atau Website untuk dapat di Pasang Iklan Adsense

Kebijakan Penting Play Store 2019

Review Aplikasi yang Meragukan

Buka Warung Bakso Berbekal Google