Belajar Bisnis Online

Awalnya penulis berpikir, Google tidak perlu mengeluarkan biaya lagi karena OS dan aplikasi Androidnya telah dipakai di smartphone oleh merek-merek terkenal seperti Samsung, Huwaei, LG dan merek-merek terkenal lainnya. Dan penulis kira merek-merek smartphone tersebut, menempatkan aplikasi-aplikasi Google menjadi aplikasi default mereka, sebagai aplikasi bawaan pabrik adalah dengan senang hati dan tanpa imbalan. Ternyata perkiraan penulis salah, berdasarkan artikel dari androidauthority.com mengatakan bahwa Google pada tahun 2016 perlu membelanjakan 7.2 miliar dollar untuk memastikan aplikasi-aplikasi mereka terinstal di smartphone. Biaya ini dikeluarkan Google, dimaksudkan agar ketika ada calon pengguna yang membeli smartphone baru, aplikasi Google,  minimal seperti Youtube dan Chrome sudah terinstal di smartphone baru mereka, dan mau tidak mau pengguna dipastikan akan menggunakan produk dari Google tersebut. Selain itu biaya di atas juga untuk membiayai pilihan default mes

Berikut ini adalah proposal aplikasi yang pernah penulis coba ikutkan dalam suatu lomba. Karena tidak masuk, penulis posting saja disini, siapa tahu ada pembaca yang tertarik dan mengembangkan ide bisnis yang tersirat di dalamnya. Latar Belakang Ketika bepergian, seringkali kita dihadapkan pada permasalahan patokan harga yang tidak terduga oleh penjual makanan/minuman, kondektur Bus, tukang ojek, supir taksi, dan lain sebagainya. Hal ini dapat diakibatkan oleh budaya, kondisi alam, atau watak dari orang-orang yang berada di sekitar area tempat yang kita singgahi tersebut. Sebagian traveler mungkin akan bersedia berdebat untuk mendapatkan harga yang pantas. Namun bagi sebagian besar traveler lainnya, mungkin akan lebih memilih diam, dan tetap membayar sesuai tarif yang dikenakan dan dengan kecewa. Tetapi sebaliknya, jika kita berlaku sok tahu, dan tiba-tiba mematok harga seenak kita, rasa malu pasti akan muncul, jika mereka menertawai kita akibat harga yang kita tawarkan terlalu

Tulisan ini adalah sebuah ide bisnis penulis yang sebenarnya penulis ingin lakukan sejak dulu. Dikarenakan keterbatasan penulis, meliputi waktu, modal, fokus usaha, dan marketing, penulis sampai tulisan ini dibuat hanya dapat menuangkannya idenya di sini. Semoga diluar sana, ada pembaca yang bersedia untuk melanjutkan ide bisnis yang penulis ceritakan disini. Sepintas memang seakan membuat Yayasan Yatim Piatu sebagai media bisnis bukanlah hal yang bijak, namun penulis harap pembaca mau membaca ide bisnis ini sampai akhir, kemudian silahkan pembaca memberi komentar dibawah, apakah ide bisnis ini melanggar atau tidak. Jika memang tidak sesuai, penulis akan dengan senang hati menghapus artikel ini.  Konsep dasar ide bisnis ini adalah membuatkan website Yayasan Yatim Piatu, terutama yayasan yang berada di pedesaan atau di lingkungan terpencil. Alasan kenapa Yayasan Yatim Piatu ini harus memiliki website. pertama para donatur yang ingin mendonasikan sebagian hartanya untuk kepentin