Kesalahan-kesalahan Umum Adsense Publisher

Menjadi Adsense Publisher memang saat tulisan ini ditulis, menjadi salah satu pekerjaan yang sangat menggiurkan, terutama bagi mereka yang mempunyai hobi membuat content online seperti artikel, video, app an games. Dengan memajang content online tersebut, pembuat content akan bisa mendapatkan keuntungan dengan memajang iklan dari Google Adsense. Hal ini telah dibuktikan secara tidak langsung oleh member komunitas Adsense Publisher yang penulis ikuti, bahkan terdapat member yang dapat meraup keuntungan satu juta rupiah dalam sehari saja, dan mungkin ada yang lebih dari itu. Namun apakah semua Publisher berhasil seperti itu? Jawabnya tidak, banyak juga member dari komunitas yang menghilang begitu saja, yang awalnya mengeluhkan terkena badai suspend, sampai akhirnya hilang karena accountnya terbannded/terblockir. 

Penulis adalah salah satu dari Adsense Publisher, namun penulis lebih ke pengembangan App dan Games. Sehingga kebanyakan content online penulis berupa aplikasi dan game Android yang di monetize menggunakan Admobs, yang juga merupakan bagian dari Adsense. Tulisan ini penulis buat, selain sebagai salah satu content online penulis, juga sebagai curahan hati penulis, ternyata diluar sana, termasuk member dari komunitas, masih banyak yang melakukan kecurangan sebagai Publisher. Ternyata masih banyak Publisher yang content onlinenya adalah hasil copy paste, reupload, atau memotong clip-clip video dari berbagai sumber yang entah dengan izin atau tidak. Dan yang lebih kasihan lagi, Publisher yang curang tersebut, juga mendapatkan keuntungan, bisa jadi lebih banyak daripada sang pembuat content aslinya. 

Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan oleh Adsense Publisher sesuai pengamatan penulis, yang menjadi salah satu penyebab mereka ikut terkena badai suspend: 

Kesalahan Umum 

Instant

Semua itu butuh proses. Salah satunya adalah membuat content online. Ada yang perlu cari referensi dulu, mengambil scene-scene, video editing, mengeluarkan modal dan lain-lain yang mungkin mereka membutuhkan waktu tidak hanya sehari, bahkan berbulan-bulan. Sebagaimana yang dikatakan salah satu member senior komunitas kepada penulis, "Mie Instant saja, masih perlu diseduh untuk dapat dimakan".

Mie Instant saja, masih perlu diseduh untuk dapat dimakan 

Namun kebanyakan Adsense Publisher beranggapan, begitu mereka mendaftar dan di terima, dalam hitungan hari saja mereka akan dapat meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Anggapan itu salah, sehingga ketika dalam hitungan hari mereka tidak melihat adanya pendapatan yang layak, mereka pun mencoba melakukan kecurangan. Seperti copy paste, reupload dan seterusnya. Dan ketika kecurangan tersebut seolah-olah diperbolehkan, padahal Google paling tidak sebulan kemudian merespon kecurangan tersebut, Publisher semakin menjadi-menjadi, sampai akhirnya account Publisher tersuspend dan sampai akhirnya terblockir.

Tidak mau membaca

Salah satu dampak dari poin nomor satu di atas, kebanyakan Publisher tidak mau membaca informasi yang dia butuhkan. Termasuk terms and conditions ketika mereka mendaftar sebagai Publisher. Padahal dengan membaca terms and Conditions saja mereka akan mengetahui tatacara dalam pembuatan content online. Hasilnya mereka akan lebih melakukan aksi publikasi content mereka terlebih dahulu, ketimbang membaca rambu-rambu dalam membuat content online seperti apa yang diperbolehkan program Adsense. Sehingga ketika tersuspend, mereka akan lebih menyalahkan kebijakan Adsense dibanding contentnya sendiri.

Bacalah Term and Conditions saat mendaftar, jangan salahkan kebijakan ketika tersuspend

Selain itu, akibat tidak mau membaca juga, kebanyakan Publisher lebih sering bertanya. Seperti yang terjadi di komunitas penulis, member lebih sering bertanya dibanding mereka membaca dulu diskusi posting-posting sebelumnya atau dari sumber terpercaya lainnya, bahkan untuk sesuatu hal yang tidak perlu ditanyakan. Akibatnya para member senior malas untuk membahas ulang, karena memang sudah dibahas pada posting sebelumnya. Dan yang membahas malah member-member yang baru juga, sehingga saran-saran yang terlontar hanya sebatas asumsi yang masing-masing dari mereka sendiri belum dapat membuktikan.

Invalid Click

Invalid click yang dimaksud disini adalah klik iklan yang dibuat-buat atau sengaja. Misalnya Publisher mengklik iklannya sendiri atau Publisher meminta temannya, meskipun yang berada tidak di Indonesia, mengklik iklan di content online miliknya. Cara ini pasti akan menambah saldo pendapatan, namun ketika Google mendeteksi kecurangan tersebut, dipastikan account Publisher akan segera tersuspend.

Jangan klik iklan Publisher sendiri, baik itu melalui temannya

Bagaimana jika terkena Bom Klik? Bom klik adalah serangan klik dari pihak yang tidak bertanggung jawab, bisa jadi dilakukan oleh robot. Disebut Bom klik karena jumlah kliknya bisa mencapai ribuan. Adsense sendiri telah memberikan solusi ketika content online kita terkena bom klik tersebut. Publisher dapat segera melaporkan melalui form yang telah disediakan, berikut keterangan aktivitas apa yang terjadi. Form tersebut juga dapat digunakan untuk melaporkan ketika Publisher atau temannya secara tidak sengaja melakukan klik pada iklan yang tampil di content online Publisher sendiri. Meskipun Publisher tidak melaporkan, pihak Google sendiri pasti sudah memiliki algorithma yang mendeteksi aktivitas invalid tersebut.

Invalid Traffic

Sama seperti halnya invalid click, invalid traffic juga dapat berakibat tersuspendnya account Publisher. Hal ini karena selain klik, Adsense juga menghargai sekitar $0.1 untuk seribu kali iklan tampil di content Publisher. Invalid traffic ini biasanya diakibatkan terlalu banyak share dimedia sosial, melakukan spamming link di comment-comment, melalui spamming email, atau hasil dari aktivitas saling follow, saling subscribe, saling share dan lain sebagainya.

Hindari saling follow, saling subscribe, saling share, saling klik dan aktivitas saling-saling lainnya  

Penulis sendiri berusaha untuk tidak melakukan hal-hal yang mengarah ke invalid tersebut, karena berdasarkan asumsi penulis, mesin pencari Google sudah memberikan algorithma yang terbaik, agar content online kita dapat terindex di mesin pencarinya. Jika memang content online kita bagus dan dibutuhkan orang, maka sudah dipastikan traffic akan mengarah ke content online kita dengan sendirinya (organic traffic). Dan traffic tersebut adalah salah satu hal yang dijadikan Google merangking content online kita.

Advertisement

Content yang melanggar

Kebijakan Adsense saat tulisan ini ditulis, Adsense lebih mudah untuk menerima Publisher, namun akan terus mengawasi jika terdapat content yang melanggar. Hal ini terlihat dari beberapa member komunitas, dalam hitungan hari saja sudah dapat di-approve sebagai Publisher, yang sebelumnya membutuhkan waktu review bisa sampai setahun. Penulis sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun, sampai semua content online penulis dapat dimonetize semua. Mulai dari App, games, youtube video dan akhirnya blogger. Kebijakan ini menurut penulis lebih menguntungkan karena jika suatu hari ternyata ada Publisher yang berubah contentnya menjadi nakal, publisher dapat tersuspend atau terbanned. Dan tidak seolah dibiarkan seperti pada kebijakan sebelumnya.

Masih ada saja Publisher yang content onlinenya masih sehat, meski contentnya melanggar

Berdasarkan pengamatan penulis, pada kebijakan sebelumnya, Publisher yang sudah ter-approve sama Adsense, kadang menenyelipkan content-content yang melanggar untuk menambahkan traffic. Saat tulisan ini tulis, masih banyak yang seperti itu, namun dari pengamatan penulis, content online yang melanggar tersebut lama-lama menghilang juga. Penulis juga pernah tersuspend hanya gara-gara terdapat satu video saja yang melanggar dalam satu channel Youtube, karena mungkin pelanggaran terlalu berat, akhirnya channel penulis tidak dapat dikembalikan.

Berikut ini adalah daftar dari beberapa tema content online yang dapat menyebabkan account publisher tersuspend.
  1. Bukan Ori, hasil copy paste, reupload, potongan clip-clip video dan lain sebagainya.
  2. Hacking/Cracking Hardware/Software
  3. Pornografi
  4. Penyebaran isu SARA
  5. Memprovokasi, menjelek-jelekkan, atau memfitnah golongan tertentu
  6. Link download film/software bajakan

Account yang menyamar

Saat tulisan ini ditulis, tampaknya Google sedang serius menangani Account-account palsu. Terbukti untuk mendapatkan gaji dari content onlinenya, Google Adsense perlu mengirimkan PIN verifikasi atau KTP dulu ke alamat Publisher sebagai bukti alamat yang diinputkan ke database Adsense adalah benar. Lain halnya seperti yang terjadi pada penulis, penulis dulunya mempunyai account lebih dari satu, begitu Google mengetahui beberapa account tersebut adalah milik penulis semua, entah bagaimana awalnya dulu, tiba-tiba account-account tersebut menjadi satu account di Adsensenya. Namun account-account tersebut masih berfungsi sendiri-sendiri sesuai kebutuhan penulis.

Mengikuti saran Publisher yang salah

Sesuatu yang lucu dari pengamatan penulis dalam komunitas, banyak sekali member-member yang seolah menjadi senior, padahal mereka juga masih baru menjadi Publisher. Mereka saling berbagi Informasi, padahal informasi yang mereka diskusikan sesuatu hal yang keliru. Dan yang lebih parah lagi, ketika ada member senior yang berusaha masuk dan menengahi diskusi, seakan tidak diperhatikan lagi sarannya. Dan satu hal lagi yang disayangkan dalam komunitas, ketika member ada yang memberikan saran kesana-kemari, seolah-olah benar dan pada suatu hari kemudian saran tersebut ternyata terbukti salah. Kebanyakan member tidak merevisi ulang saran tersebut ke member yang lain, mereka lebih menghilang begitu saja. Dan atau mungkin karena account Publisher terlanjur terbanned. Disinilah letak bahayanya "saran sok benar" tersebut, jika saran yang salah tersebut terlanjur terpampang dan seolah sah-sah saja karena masih bertengger diposting komunitas, dipastikan para member baru pasti ada saja yang tergiur mengikuti, dan ketika mereka tersuspend, baru menyadari kalau saran Publisher yang diikutinya tersebut ternyata keliru.

Jangan terlalu percaya, tidak semua saran Publisher senior itu benar

Selain itu, kebijakan Adsense sendiri berubah tiap tahunnya. Bisa jadi kebijakan saat tulisan ini ditulis, sudah tidak berlaku lagi saat pembaca membaca tulisan ini. Sehingga saran dari publisher senior pun, yang dulunya masih diperbolehkan pada jamannya, bisa jadi saran tersebut adalah saran yang keliru untuk Publisher yang baru terdaftar. Sehingga solusi yang paling baik adalah publisher hendaknya selalu belajar sendiri, dan selalu mencari informasi terbaru mengenai perubahan kebijakan Adsense. Dan salah satu cara paling cepat, mengetahui perubahan tersebut adalah melalui komunitas.

Kesalahan Khusus

Kesalahan Blogger

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan Blogger dari pengamatan penulis adalah:
  1. Artikel adalah copy paste dari orang lain. Meskipun dengan melakukan pengubahan kata-kata seperti hanya me-replace satu kata menjadi kata yang lain.
  2. Menulis yang bukan spesifikasi dari ranah ketrampilan atau pengalamannya. Termasuk dampak dari poin nomor 1, kebanyakan publisher menulis seolah dia ahli dibidang yang dia tulis. Hasilnya kadang tulisan tersebut menjadi lucu ketika dibaca oleh orang yang telah ahli dibidangnya.
  3. Tatacara mengambil referensi atau sumber pustaka. Hal ini sangatlah penting, terutama terkait dengan etika kesopanan dan plagiatisme. Alangkah baiknya penulis blog belajar terlebih dahulu tata-cara bagaimana mengutip, meringkas, mengambil informasi dan jika perlu melakukan perizinan kepada pemilik sumber referensi agar tidak terjadi tuntutan dikemudian hari.

Kesalahan Youtuber

Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan Youtubers yang dapat menyebabkan account mereka tersuspend sesuai pengamatan penulis:
  1. Video adalah hasil reupload video viral
  2. Memotong dan menyambungkan clip-clip video. Termasuk reupload video viral, menyambungkan clip-clip video menjadi satu. Mungkin cara ini akan sangat sulit terdeteksi oleh sang pemilik content asli, namun jika suatu saat terdapat yang melaporkan masalah copyright, akan menjadi masalah bagi Publisher.
  3. Menggunakan musik background yang tidak free. Banyak Publisher yang menggunakan clip background musik dengan tanpa izin pemiliknya. Youtube sendiri sebenarnya telah memberikan fasilitas free sound yang dapat digunakan oleh Publisher menjadi background video. Penulis juga lebih menggunakan sound yang berlabel "No-Attribution required" agar lebih aman di video-video tutorial milik penulis.
  4. Memasang Judul dan gambar tumbnail yang terlalu hiperbolis atau tidak sesuai dengan yang ada dalam konten.Termasuk menambahkan logo-logo perusahaan besar, foto-foto artis, gambar karakter-karakter anime dalam tumbnail video tanpa izin.

Kesalahan App atau Game Developer

Berbeda dengan artikel dan video, kesalahan pada App dan Game jauh lebih diminimalisir, karena sebelum dipublish, content App dan Game terlebih dahulu direview oleh tim di Play Store. Jika terdapat content yang melanggar, Play Store tidak akan mengizinkan App atau Games dipublish. Meskipun ketika update, jika ketika update terbaru terdeteksi content yang melanggar, maka app terbaru tersebut tidak dapat dipublish, namun App atau Game yang lama tetap bisa di download oleh pengguna. Sehingga kesalahan yang dilakukan oleh App dan Game developer menurut penulis adalah lebih ke arah maintance dan upgrade engine. Karena hampir dalam satu semester saja terdapat SDK dari App dan Games yang diperbaharui. Selain itu jika App dan Games tidak di update, maka traffic dapat menurun, karena di Play Store akan lebih merekomendasikan App dan Game yang terbaru atau baru diupdate kepada user yang baru.

Advertisement

Publisher Sehat

Dari semua kesalahan-kesalahan yang penulis sebutkan di atas, serasa akan sangat sulit untuk Publisher pemula untuk berhasil membuat content online yang dapat di monetize dan dapat menghasilkan income yang layak. Namun apakah tidak mungkin untuk menjadi Publisher yang sehat dan mendapatkan yang layak? Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dimiliki berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis tentang bagaimana menjadi seorang Adsense Publisher yang sehat.
  1. Modal.Tidak hanya modal uang saja, namun modal ini dapat meliputi skill (keahlian), pengetahuan, pengalaman, kerja keras dan lain-lain yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuat content yang bermutu. Jika content tidak bermutu, maka pengunjung akan lebih memilih untuk kembali ke mesin pencari, untuk mencari content lain yang sama, dengan mutu yang lebih tinggi.
  2. Long term. Orientasikan content online untuk dapat dikonsumsi untuk jangka panjang. Orientasi ini akan mempersingkat waktu pembuatan content online dan menambah potensi income di masa datang.
  3. Branding. Jangan lupakan untuk memajang logo, nama, atau bentuk brandingnya disetiap content online, siapa tahu branding tersebut dapat menjadi besar dikemudian hari. Menjadi nama sebuah perusahaan misalnya.
  4. Engagement. Content dibuat sebagus mungkin, agar pengguna dapat ter-engagement
  5. Memperbanyak content. Salah satu trik yang paling bagus adalah memperbanyak content, bukan memperbanyak sharing. Dengan memperbanyak content maka potensi organic traffic akan jauh lebih besar dibanding sharing link melalui media sosial. Dan hal tersebut bagus untuk kesehatan content online kita. Kalaupun dibutuhkan sharing usahakan satu kali saja, untuk satu media sosial, dan yang terpenting hindari perilaku saling-saling yang lain, sebagaimana yang telah penulis sebutkan di atas.
  6. Upgrade Skill. Mengupgrade skill pembuatan content online, misalnya dalam video ditambahkan video pembuka, ditambahkan logo, lighting yang bagus, editing yang menarik dan lain sebagainya. Semakin bagus content, maka akan dapat mendatangkan traffic yang lebih banyak.
  7. Filtering. Iklan Tidak semua iklan itu bagus, meskipun sudah melalui filter Adwords, ada saja iklan yang menunjukkan ke-sensual-an yang kadang tidak pantas dengan content online yang kita suguhkan. Misalnya, kita menyediakan content tentang pendidikan, pastinya tidak layak jika iklan yang ditampilkan bergambar wanita seksi, product rokok, judi dan atau yang tidak senonoh lainnya.
Kemudian bagaimana jika content Publisher di copy Publisher yang lain? Pertama, Publisher dapat melaporkan dengan klaim yang disertai bukti-bukti ke pihak Google. Klaim ini akan dapat mem-banned account Publisher yang dilaporkan, atau sebaliknya, Publisher yang melapor namun tidak dapat membuktikan content tersebut asli miliknya, maka Publisher pelapor justru akan di-banned oleh Google. Kedua, Pasrah kepada Tuhan. Bagaimanapun juga Publisher yang nakal pasti akan selalu ada, dan mereka pasti ada saja yang dapat menikmati pendapatan yang seharusnya menjadi hak kita. Meskipun kita, Google, atau Publisher lain tidak tahu, akan tetapi Tuhan Maha Tahu dan Maha Adil. Sekecil apapun hak kita yang diambil oleh mereka, pasti Tuhan akan mengembalikannya ke kita, yang mungkin dalam bentuk lain, seperti kesehatan, tolak bala, kelancaran rizky dan lain sebagainya. Apalagi jika kita menganggap hal yang dicuri itu sebagai sedekah, Tuhan pasti mengembalikan ke kita minimal sepuluh kali lipat, baik itu kita sadari maupun tidak. Jadi jika pembaca adalah Publisher yang sehat, dengan content-content yang original buatan pembaca sendiri, jangan takut kepada Publisher nakal, karena seharusnya mereka lah yang takut kepada kita, karena telah mengambil hak kita dengan cara paksa.

Publisher yang sehat tidak perlu takut kepada Publisher nakal, karena seharusnya mereka lah yang takut kepada kita…

Sedangkan untuk contoh content online yang sehat dan yang telah dibuat oleh penulis adalah kurang lebih sebagai berikut:
  1. Blog. Artikel-artikel penulis adalah kebanyakan ide sendiri, meringkas dari berbagai sumber atau menterjemahkan dengan tata-cara mengutip dan mereferensi sesuai yang diajarkan pada pelajaran Bahasa Indonesia semasa sekolah. Selain itu ada juga yang bekerjasama dengan teman-teman penulis, seperti pada pembuatan modul Praktikum Virtual, yang mana juga bekerjasama dengan Computational Lab dan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya, Malang untuk acara Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Jika terdapat ilustrasi gambar, gambar dibuat sendiri oleh penulis atau mengambil dari situs penyedia gambar gratis seperti Pixabay
  2. Video tutorial. Penulis membuat content video tutorial Bahasa Pemrograman Java, dengan menggunakan screenrecorder dan dengan background music yang berlabel non attribusi.
  3. App dan Games. App dan Games yang dibuat menggunakan source gambar yang dibuat sendiri atau mengambil dari Pixabay. Penulis juga lebih memilih untuk membuat library sendiri, dibanding harus membeli atau merujuk ke library yang dibuat oleh programmer lainnya.
Sedangkan berikut ini adalah sekedar informasi tema-tema yang berpotensi mendatangkan traffic tinggi dan mungkin dapat dijadikan tema bagi Publisher yang sedang membangun traffic:
  1. Berita
  2. Travelling
  3. Masakan
  4. Fashion
  5. Pembahasan Soal-soal Ujian sekolah

Kesimpulan

Kesalahan-kesalahan yang penulis sebutkan di atas, adalah macam-macam kesalahan yang sering terjadi dan yang mengakibatkan terbannednya account Publisher. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan di atas diharapkan pembaca yang ingin menjadi Publisher Adsense dapat berhati-hati dalam membuat content online, jangan sampai melakukan kecurangan yang dapat mengakibatkan hak orang lain diambil secara paksa. Dan jika mampu diharapkan untuk berorientasi menjadi Publisher yang sehat. Dan yang terpenting lagi, semua yang ada didunia ini tak Abadi, Program Adsense juga tidak abadi. Artinya kita harus bergerak cepat, tepat dan terarah, tetap sambil mencari-cari peluang lain, untuk jaga-jaga jika suatu hari program Adsense ditutup oleh Google.

Comments

Popular posts from this blog

Google Sedang Membersihkan Konten Penyebab Invalid Traffic

Pentingnya Menambahkan Request Content pada Aplikasi

Menaikkan Traffic dengan Sistem Rekomendasi

Metode Martingale untuk Perencanaan Beli Emas

Kegunaan Lain Splashscreen dalam Aplikasi

Sekilas tentang Algorithma Pinguin 2019

Kelayakan Blog atau Website untuk dapat di Pasang Iklan Adsense

Kebijakan Penting Play Store 2019

Review Aplikasi yang Meragukan

Buka Warung Bakso Berbekal Google