Pemasaran App dan Game di Google Play Store


Mulanya, penulis yang bekerja sebagai Android Developer, berpikir bahwa tidak ada sistem marketing yang dijalankan oleh Google Play Store.

Selain memproduksi, developer perlu memasarkan aplikasi atau game buatannya sendiri.

Namun setelah 3 tahun lebih, baru penulis sadari, bahwa di Play Store ternyata sudah ada sistem marketingnya sendiri, dan itu dalam bentuk algorithma.

Penulis adalah app dan game developer Android dengan nama Computational Lab di Google Play Store.

Saat tulisan ini ditulis, penulis telah membuat kurang lebih 60 aplikasi dan game edukasi. Dan telah didownload lebih dari 2000 device Android.

Beberapa metode pemasaran telah penulis coba untuk mempublikasikan app dan game penulis.

Termasuk menggunakan Google Ads dan telah hampir menghabiskan dana beriklan hingga 5 juta.

Jumlah dana beriklan tersebut, menurut penulis sudah banyak, karena penulis adalah developer independen. Yang bekerja sendiri, modal, engine, desain, maintenance, update, costumer service, pemasaran dan lain sebagainya, yang penulis lakukan sendiri.

Sehingga sebelum tahu bahwa Google Play Store juga ikut berperan mendistribusikan aplikasi developer, penulis telah banyak membuang waktu, hanya untuk belajar strategi pemasaran.

Padahal waktu tersebut, seharusnya dapat penulis gunakan untuk lebih fokus membuat aplikasi atau game, agar semakin lebih baik lagi.

Kemudian bentuk pemasaran apa yang dilakukan Google di Play Store?

Yang pasti, seperti telah penulis sebutkan di atas, pemasaran yang dilakukan di Google Play Store adalah dalam bentuk algorithma, termasuk sistem ranking, rekomendasi dan pengindekan di mesin pencari Google.

Selain itu, jenis pemasaran inilah yang menghasilkan income terbesar.

Perlu diketahui, app dan game penulis kebanyakan penulis distribusikan secara gratis, namun beriklan. Dan dari iklan ini, penulis mendapatkan income, dari klik dan impresi iklan Adsense.

Kemudian, layaknya sales, laporan hasil pemasaran juga telah disiapkan oleh Google di Play Store.

Untuk melihat laporan ini, dapat dilihat pada menu akusisi pada tiap-tiap aplikasi.


Dan penulis yakin, dari data-data inilah algorithma Play Store melakukan strategi marketingnya, termasuk algorithma rekomendasi, sampai yang nantinya dapat terpilih menjadi Editor Choice yang baru ada campur tangan manusia.

Sehingga dapat disimpulkan, dengan pemasaran yang sudah dilakukan oleh Play Store, developer Android seharusnya dapat lebih fokus untuk membuat aplikasi dan game saja.

Untuk masalah sistem pemasaran, dan manajemen iklan, berikut cash-flow, sudah ditangani oleh Play Store, Admob dan produk-produk Google lainnya yang terkait.

Dan hal lain yang perlu dilakukan oleh developer, hanyalah menambahkan teknik SEO sesuai dengan isi dan kegunaan aplikasi dan game.

Teknik tersebut meliputi pemberian judul dan deskipsi aplikasi, yang harus seefektif mungkin, dan agar dapat terindek dan terangking dengan baik di mesin pencari Google.

Comments

Popular posts from this blog

Google Sedang Membersihkan Konten Penyebab Invalid Traffic

Pentingnya Menambahkan Request Content pada Aplikasi

Menaikkan Traffic dengan Sistem Rekomendasi

Metode Martingale untuk Perencanaan Beli Emas

Kegunaan Lain Splashscreen dalam Aplikasi

Sekilas tentang Algorithma Pinguin 2019

Kelayakan Blog atau Website untuk dapat di Pasang Iklan Adsense

Kebijakan Penting Play Store 2019

Review Aplikasi yang Meragukan

Buka Warung Bakso Berbekal Google