Tambang Data untuk Beriklan

Seperti disebutkan dalam artikel yang ditulis oleh pimpinan majalah digital The Economist yang berjudul "The world’s most valuable resource is no longer oil, but data", bahwa menambang data, jauh lebih menguntungkan dibanding menambang minyak, emas atau bahkan cryptocurrency seperti Bitcoin.


Hal ini sebagaimana dilakukan oleh perusahaan raksasa seperti Google, Microsoft, Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya.

Mereka melakukan koleksi data pengguna, umumnya digunakan sebagai target pemasaran product mereka berikutnya, dan juga sebagai media beriklan.

Yang dimaksud media beriklan ini adalah perusahaan tidak hanya sebagai pembuat produk dalam bentuk hardware. Tetapi juga mendapatkan income dari jasa mengiklankan product klien, melalui data pengguna atau konsumen yang telah menggunakan product mereka.

Sederhananya, mereka menambang data untuk membuat suatu komunitas/wadah yang disebut dengan platform beriklan.

Dan dalam wadah ini, koleksi data ini penting, sebagai bentuk perlindungan dan untuk kepuasan pengiklan, agar dana beriklan yang dikeluarkan tidak terbuang sia-sia.

Sebab jika perusahaan memiliki data siapa saja yang melihat iklan, berikut 'kecocokannya', perusahaan dapat mengklaim bahwa iklan klien yang ditampilkan melalui mereka, telah disampaikan/ditampilkan kepada calon konsumen yang cocok.

Data yang dimaksud adalah data pengguna layanan dan product seperti informasi demografis tentang umur, pekerjaan, kesukaan, asal negara, dan lain sebagainya.

Perusahaan mendapatkan data tersebut, melalui registrasi membership, pembelian lisensi, atau aktifitas harian yang tercatat melalui database mereka.

Contohnya Google dengan product search engine dan OS Android.

Dengan menggunakan search engine Google di device Android, dan dengan cache atau cookies yang dikumpulkan, Google akan dapat melacak aktivitas harian sang pemilik device.

Sehingga berdasarkan data seperti jejak pencaharian informasi pemilik device di atas, dan melalui product layanan beriklan Google Ads, Google akan dapat mengklaim bahwa iklan dari klien, telah ditampilkan pada orang tepat.

Dengan kata lain, ketika pengguna membeli device Android, berarti secara tidak langsung, pengguna mendaftar sebagai konsumen iklan, yang akan ditampilkan Google.

Dan mungkin juga karena alasan inilah, kebanyakan product Google didistribusikan secara gratis.

Seperti Gmail, Google Maps, Google Classroom, Youtube, Blogger dan sebagainya. Pengguna dapat menggunakan dan menikmati secara gratis, asalkan mau tidak mau, sadar tidak sadar, mereka melihat iklan Google.

Namun perlu juga diketahui, pengumpulan dan penggunaan data, tidak dikumpulkan dan digunakan seenaknya begitu saja.

Biasanya data apa saja yang dikumpulkan, untuk keperluan apa dan bagaimana perusahaan menggunakan data tersebut, telah disebutkan dan sesuai dalam privacy policy dan terms and conditions masing-masing perusahaan yang bersangkutan.

Sehingga jika pengguna tidak ingin data mereka diambil, maka sudah pasti seharusnya mereka dari awal tidak pernah menggunakan layanan atau product dalam bentuk apapun dari perusahaan-perusahaan raksasa ini.

Nyatanya, banyak orang atau pengguna yang tetap membutuhkan, bahkan tidak bisa lepas dari penggunaan product salah satu dari perusahaan di atas.

Oleh karena itu, langkah yang terbaik adalah pada pengguna itu sendiri, yang harus bisa membatasi diri dalam share data-data pribadi mereka.

Misalnya, dalam suatu form isian registrasi website, pengguna lebih baik tidak mengisi data-data yang bertanda opsional, dan jika sempat, pengguna terlebih dahulu membaca privacy policy mengenai penggunaan data yang akan diinputkan tersebut.

Semakin sedikit data yang diinputkan, akan semakin baik.

Tetapi konsekuensinya, mungkin akan terdapat beberapa fasilitas product dan layanan yang akan dibatasi.

Contohnya pengalaman penulis berbisnis aplikasi dan game, melalui product-product Google, yaitu Google Play, Admob, Adsense dan Ads.

Penulis sendiri awalnya membaginya dengan dua macam account email untuk berjaga-jaga.

Satu account email untuk bisnis, dan email yang lain untuk keperluan pribadi penulis.

Lambat laun, karena untuk keperluan pembayaran pendapatan iklan Google Adsense, akhirnya mau tidak mau, data-data yang penulis berikan adalah data yang benar-benar valid.

Identitas KTP, NPWP, alamat rumah, nomor telp, nomor rekening Bank dan lain sebagainya, telah penulis rekam ke database Google. Sebab sesuai syarat layanan mereka, Google tidak akan membayar gaji Adsense, jika identitas yang diberikan publisher-nya adalah invalid.

Bagi penulis, hal itu adalah sudah bagian dari konsekuensi. Dan sama halnya, dengan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan. Semua data yang diberikan karyawan, tentu data yang valid bukan?

Sehingga, dan karena sudah terbiasa, penulis tidak begitu memperdulikannya. Dan sampai tulisan ini ditulis, penulis hanya bisa berhati-hati, serta pempersiapkan planning B, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Reference

Leaders. 2017. The world’s most valuable resource is no longer oil, but data

Comments

Popular posts from this blog

Google Sedang Membersihkan Konten Penyebab Invalid Traffic

Pentingnya Menambahkan Request Content pada Aplikasi

Menaikkan Traffic dengan Sistem Rekomendasi

Metode Martingale untuk Perencanaan Beli Emas

Kegunaan Lain Splashscreen dalam Aplikasi

Sekilas tentang Algorithma Pinguin 2019

Kelayakan Blog atau Website untuk dapat di Pasang Iklan Adsense

Kebijakan Penting Play Store 2019

Review Aplikasi yang Meragukan

Buka Warung Bakso Berbekal Google